MERAH DARAH; BIRU LANGIT
(catatan hati seorang gelandangan di kota metropolitan)
Tersandar aku di seutas nadi
Terengah dengan tengadah tangan meski tak sudi
Barangkali ini memar wajah yang harus terjadi
Terlantar aku di halaman tatapku sendiri
Mengayun langkah nuju suatu yang tak pasti
Barangkali ini tetes peluh yang harus dijalani
Tersudut aku di gelap ruang emosi
Berjingkat lari dari perasaan ngeri
Barangkali ini batas nafas menuju mati
Terjatuh aku di pelukan bumi
Terserak merah darah dalam diri
Barangkali hendak menatap biru lagit suci
Terkapar aku di barzah ini
Meski jasad didengus babi
Barangkali tetap akan menghadap ilahi
Makmur H.M
Rumah Singgah-Pekanbaru [ 03/01/2011 ]
0 komentar:
Posting Komentar
Your Comment